FORKIM: Kota Bekasi Darurat ‘Pelacur Politik’

221







Koordinator FORKIM Bekasi, Mulyadi. Limitnews/Olo Siahaan

06/16/2022 17:06:30

BEKASI - Forum Komunikasi Intelektual Muda (FORKIM) Bekasi mengungkapkan bahwa Kota Bekasi saat ini mengalami darurat ‘Pelacur Politik’. Koordinator FORKIM Bekasi, Mulyadi mengatakan, pelacuran politik mengisyaratkan semua fenomena 'bargaining' dan menjual diri, idealisme, prinsip etis demi kepentingan diri, kelompok, dan golongan dalam dunia perpolitikkan.

"Bargaining ini multiwajah, plastis serentak egnimatik, tersingkap sekaligus tersembunyi, menarik serentak dikutuk, dinikmati sekaligus diperangi. Nah, di Kota Bekasi sendiri para Pelacur Politik sedang bergentayangan," tegas Mulyadi, Kamis (16/6/2022).

BACA JUGA: Bangun Soliditas, Tri Adhianto Kumpulkan Pengurus Persipasi

Mulyadi menambahkan, apa saja fenomena pelacuran politik? Hal ini tampak dalam fenomena politikus ‘kutu loncat’ tanpa prinsip ideologis dan lebih mengutamakan jabatan atau karier politik sehingga tanpa rasa malu berpidah haluan dari satu partai ke partai lain.

"Tampak dalam atraksi politik para Wakil Rakyat berteriak demi rakyat untuk membungkus demi Partai. Mereka akan menghalalkan segala macam cara demi citra politis di mata Rakyat. Selain itu, juga tampak dalam Partai 'Partai Politik Bunglon' yang secara licik dan masif memainkan peran berganti kulit sesuai animo dan suhu politik yang berkembang. Tanpa beban mereka memainkan peran antagonis sekaligus peran protagonis terhadap Pemerintahan dan terhadap rakyat yang mereka klaim aspirasinya diwakili," ungkapnya.

Secara individual, sambung Mulyadi, tampak dalam menghalalkan segala cara (Machiavelian) untuk mendapatkan kekuasaan dan jabatan dengan menganggkangi prinsip-prinsip etis.

"Mereka akan diam terhadap kekuasaan yang korup, kebijakan yang keliru demi pengamanan karier politik atau Jabatan. Jangan berharap suara-suara kritis lahir dari tubuh birokrasi. Mereka membiarkan nuraninya tenggelam, suara kritisnya dibungkam demi sesuap nasi. Karena kritis identik dengan oposisi sehingga harus didepak," cetusnya.

BACA JUGA: HUT Ke-2 PBB Kota Bekasi Utamakan Persatuan Kesatuan dan Berperan Aktif dalam Kebhinekaan

Lanjut Mulyadi, palin ironis adalah wujudnya dalam bentuk 'politik uang' yang makin hari makin menguat dalam setiap perhelatan Pemilu. Para politisi menebarkan uang tunai ke tengah masyarakat demi keterpilihan. Ongkos politilk yang tinggi selalu menjadi alibi pembenaran maraknya politik uang. Sehingga yang bisa bertarung di panggung politik selalu identik dengan sokongan modal.

"Masih banyak gejala pelacuran politik yang bisa dideretkan di pemerintahan kota bekasi. Namun, satu hal yang perlu diingat bahwa apapun yang dimulai dengan cara yang salah tidak akan abadi di hati rakyat. Rakyat akan melihat mana yang sesungguhnya negarawan sejati dan mana yang hanya kumpulan pelacur-pelacur politik ketika mereka telah berkiprah," kata Mulyadi mengakhiri.

 

Penulis: Olo Siahaan

Category: Bekasi
author
No Response

Comments are closed.