
Kondisi banjir di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. . Limitnews.net/Martini
12/11/2021 09:27:47
JAKARTA - Peristiwa banjir rob bukanlah suatu kejadian yang terjadi tiba-tiba sehingga pengelola pelabuhan seokah disibukkan dengan pekerjaan tutup sana tutup sini, tetapi sudah menjadi agenda musim setiap tahun yang artinya sudah semestinya diantisipasi bagaimana cara mengatasinya.
"Perbaikan dan peningkatan tanggul seharusnya sudah dilakukan sejak dari dulu. Dengan demikian maka tidak perlulah disibukkan lagi ketika terjadi banjir rob. Sering kali saya tidak masuk kerja karena jalanan dan halaman toko saya dihadang banjir. Ini kan merugikan saya? Aktivitas saya terganggu," ujar Aoh salah satu tokoh masyarakat Pelabuhan Muara Baru berkeluh kepada limitnews.net, Jumat (10/12/2021).
Dia menyampaikan kekesalannya terhadap kinerja pengelolaan pelabuhan yang tidak mampu memperbaiki pelayanannya.
"Kita buka usaha disini memberikan kontribusi kepada pihak pengelola, kita tidak gratis. Sehingga sudah selayaknya mereka memberikan pelayanan yang terbaik," tukas Aoh mengungkapkan kekecewaannya.
Aoh yang merupakan salah satu tokoh masyarakat di Pelabuhan Muara Baru itu menyesalkan pelayanan PT. Perum Perindo.
"Coba bayangkan, selain banjir rob melanda juga limbah pabrik bercampur baur hingga mengeluarkan bau tidak sedap yang mengganggu kesehatan. Kemudian saluran tidak berjalan sebagaimana mestinya," uncapnya.
BACA JUGA: Selain AMDAL Bermasalah, Sejumlah Pabrik di Muara Baru Ditenggarai Menggunakan Air Tanah
Sementara hal yang sama disampaikan Frengky. Melalui group WhatsApp "Muarabaru" Dia memberikan saran kepada pengelola pelabuhan agar saluran air atau drainase dilancarkan kembali sesuai alur arah air menuju ke rumah pompa timur dan barat.
"Kita berharap tanggul-tanggul dan titik - titik lokasi bocoran air Rob yang kemarin yang dibendung dengan karung pasir dapat segera ditinggikan dengan coran supaya lebih tahan lama dari terjangan ombak banjir Rob," ujar Prengky memberikan solusi.
Menurutnya, karena usia wadah plastik karung pasir tidak dapat bertahan lama, dan jika terkena panas sinar matahari kemungkinan hanya bisa bertahan sampai sebulan. Selain ketahanannya rendah juga sangat rawan disabotase oleh pihak-pihak yang merasa terganggu kepentingannya.
Demikian juga dia menyarankan khusus untuk lokasi bocoran di area bawah dari tanggul dermaga timur, sebaiknya ditambah dengan perkuatan urukan limbah cor, satu truk isi 6 kubik harganya mulai 680 ribuan.
Khusus untuk tembok dibelakang area Pom Bensin (Jalan Tuna Raya Dermaga Barat Pelabuhan Muara Baru) Frengky memohon supaya diperkuat lagi karena kondisinya sangat tipis, cuma berupa susunan batu bata aja sebagai tembok pagar biasa, bukan sebagai tembok tanggul. Dengan kondisi seperti itu dia yakin tidak akan bisa kuat dan bertahan lama menahan terjangan banjir Rob yang semakin lama semakin membesar.
"Untuk jangka pendek, bagian sisi dermaga pelabuhan timur dan barat yang sudah selalu terendam banjir rob, sebaiknya ditanggul permanen juga, biaya nya lebih murah daripada harus meninggikan level dermaga yang bisa memakan biaya besar dan proyek bertahun tahun (jangka panjang)," ujar Frengky.
Usulan yang lain tambanya supaya segera diperbaiki satu akses Jalan alternatif untuk keluar masuk warga pelabuhan yang bebas banjir atau lebih aman dari banjir, entah peninggian atau perbaikan jalan Kakap yang hancur atau penyambungan sisa coran di ujung jalan Udang dan jalan Tenggiri.
"Juga peninggian jalan di depan Polsek Pelabuhan Muara Baru, karena saat jalan alternatif sudah bisa ditembus, eh tenggelam juga dilokasi depan Polsek tersebut. Minta tolong untuk akses trotoar yang hancur dipertigaan jalan Pari ke jalan Hiu Raya depan Polsek juga bisa direalisasikan supaya bisa menjadi akses bagi pejalan kaki yang terpaksa harus melintasinya, dan penutupan bagian atas dari saluran air di pojok dari lokasi itu juga karena rawan salah langkah tidak terlihat bisa kecebur," ungkap Frengky.
Penulis: Herlina