Ganjar dan Hasto Mengaku Kecewa Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20







Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kanan) dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri). Limitnews/Istimewa

03/30/2023 15:29:59

JAKARTA – Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku kecewa Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

“Ya kecewalah, kita sudah siapkan sejak awal kok, kan tinggal beberapa catatan saja yang bisa kita lakukan,” kata Ganjar yang juga Gubernur Jawa Tengah itu, Kamis (30/3/2023).

Menurut Ganjar, masih ada peluang Indonesia menjadi Co-Host Piala Dunia U-20.

“Kalau boleh saya sampaikan, di awal-awal yang berkomunikasi sebelum saya mengeluarkan statemen kepada seluruh kementerian, termasuk PSSI adalah peluang co-host sehingga relasi antarnegara, konstitusi terpegang, dan olahraga berjalan,” ujarnya.

BACA JUGA: Mantan Kapolda Sumbar Teddy Minahasa Dituntut Pidana Hukuman Mati

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar meminta Tim Nasional U-20 Indonesia agar tetap semangat dan terus berlatih.

“Ini bukan kiamat, harus terus berlatih dan membangun persepakbolaan Indonesia dengan serius dan utuh karena masih banyak ajang yang bisa disiapkan dengan baik,” ujarnya.

Sama dengan Ganjar, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku menyesal dan bersedih FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Kami sangat menyesalkan dan bersedih bahwa akhirnya FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini tentu menjadi pelajaran berharga," kata Hasto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Dia kembali menjelaskan bahwa penolakan darinya terhadap keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 itu adalah untuk menyuarakan kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa.

Hasto menegaskan bahwa sejak awal pihaknya tidak menolak Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia. Namun, dia berupaya menyuarakan isu kemanusiaan dalam hubungan antarbangsa dengan menolak kehadiran Israel di Tanah Air.

"Sikap kami ini sama dengan FIFA ketika mencoret Rusia dari babak playoff Piala Dunia, jadi ada presedennya," tambahnya.

Lebih lanjut, dia juga memaparkan bahwa sikap partai banteng moncong putih itu memiliki landasan kuat secara konstitusi dan historis. Suara menolak kehadiran Israel, menurutnya, adalah suara kemanusiaan dan bukan kehendak politis.

"Untuk diingat, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) lahir sebagai penolakan terhadap Israel," ucap Hasto.

Sejak Agustus 2022, PDI Perjuangan telah berkomunikasi dengan Pemerintah tentang sikap mereka sekaligus soal potensi kerentanan politik dan sosial jika tim Israel tetap hadir untuk bertanding di Indonesia. PDI Perjuangan pun telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Sikap kami muncul setelah Israel dipastikan lolos kualifikasi. Dengan harapan agar bisa dicari solusi yang terbaik, salah satunya dengan memindahkan pertandingan Israel di negara tetangga terdekat, sehingga U-20 tetap bisa diselenggarakan di Indonesia minus Israel," katanya.

BACA JUGA: Tidak Penuhi Panggilan Bawaslu, Dugaan PSI Kota Bekasi Melanggar Jadwal Kampanye Dilimpahkan ke Gakkumdu

PDI Perjuangan pun menyampaikan terima kasih atas upaya Pemerintah dan pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang sudah mencoba dengan keras untuk mencari solusi dengan melobi FIFA.

"Tekad kami yang paling penting adalah membangun kesebelasan sepak bola yang andal, lambang supremasi olahraga di luar bulu tangkis. Ini harus menjadi tujuan utama dalam politik olahraga," ujar Hasto Kristiyanto.

 

 

 

Penulis: Herlyna

Category: NASIONALTags:
author
No Response

Comments are closed.