
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (kanan) mengepalkan tangan saat menghadiri dekalrasi Gerakan PraBu di Gedung Marina, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023). Limitnews/Istimewa
08/31/2023 16:12:07
JAKARTA – Eks kader PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menyebut, bekas partainya PDIP keliru mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024. Ini alasan Budiman menyebut PDIP keliru mengusung Ganjar.
Budiman Sudjatmiko menyebutkan, bahwa saat ini Ganjar merupakan pemimpin yang populis. Di poros yang lain, Anies Baswedan cenderung intelektualistik. Sedangkan Prabowo, berbeda dengan Pilpres 2014, kini tak elitis lagi. Budiman menyebut Prabowo sosok strategis pada Pilpres 2024.
“Ya, itu keliru. Mungkin pendekatan populistik di 2014 cocok. Karena memang lawannya waktu itu Pak Prabowo itu agak-agak elitis ya. Sehingga mencari antitesisnya ya yang populis, itu cocok. Makanya muncul Pak Jokowi,” kata Budiman kepada awak media, Rabu (30/8/2023).
“Saat ini pak Prabowo itu sosok yang strategis. Saya pikir, dalam menghadapi seperti ini, ya kita Indonesia butuh kepemimpinan strategis. Bahwa kemudian ternyata bukan dari partai saya, it's okay,” sambung Budiman.
BACA JUGA: Budiman Sudjatmiko Hadiri Kopdarnas PSI
Budiman bahkan mengaku biasa saja diserang dengan julukan sebagai ‘pembelot’, ‘kader kaleng-kaleng’, atau bahkan ‘celeng’.
Menurutnya, pada 1990-an, dia pernah merasakan beban yang lebih berat. Bahkan risikonya adalah kehilangan nyawa. Namun, yang banyak orang tak tahu, ada beberapa kader PDI Perjuangan yang diam-diam mendukungnya.
“Ada diskusi dengan beberapa teman. Nggak perlu saya sebutkan siapa. Dan ketika terjadi pun, banyak juga teman PDI Perjuangan di DPR RI secara diam-diam bilang bahwa keputusan saya sudah benar,” tegas Budiman.
BACA JUGA: Bareskrim Polri Monitoring Artis Promosikan Judi Online
Penulis: Herlyna