Pilpres Februari 2024 Dilantik Oktober, Presiden Petahana akan Seperti ‘Bebek Lumpuh’

Posted by : limitnew 25 Juni 2022
Ilustrasi Pilpres 2024. Limitnews/Istimewa

06/25/2022 11:47:35

JAKARTA – Cendekiawan Muslim Prof Azyumardi Azra menyatakan, jeda waktu yang sangat lama dari Pemilihan Presiden (Pilpres) hingga pelantikan presiden terpilih menjadikan presiden petahana atau yang sedang menjabat seperti ‘lame duck’ atau ‘bebek lumpuh’.

Menurut Azyumardi Azra, pemilihan presiden 14 Februari 2024, sedang pelantikan Presiden terpilih 20 Oktober 2024 merupakan jeda waktu yang cukup lama. Keanehan yang terbentuk adalah Indonesia seakan memiliki ‘dua’ Presiden, yakni presiden yang masih menjabat, dan presiden terpilih, hasil pemilu.

“Yang dimaksud di sini sebagai ‘bebek lumpuh’, adalah presiden yang sedang menjabat tidak bisa lagi mengeluarkan kebijakan yang efektif dan strategis, karena sudah ada presiden dan wakil presiden baru terpilih, meskipun belum dilantik,” kata Azyumardi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta,  Sabtu (25/6/2022).

BACA JUGA: PSI Dukung Jokowi ‘Ojo Kesusu’ Tetapkan Capres 2024

Apalagi, lanjut Azyumardi, apabila pasca pemilu terjadi gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK), kemudian MK mengesahkan terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden hasil Pilpres 2024, maka legitimasi presiden terpilih menjadi lebih kuat lagi. Sebaliknya, untuk presiden yang sedang menjabat, akan semakin menjadi ‘bebek lumpuh’.

Situasi tersebut lanjut Azyumardi akan mengakibatkan kevakuman pemerintahan selama delapan bulan, atau bisa juga berpotensi terjadi disorientasi pemerintahan.

Namun, Azyumardi menyadari keputusan itu susah diubah. Sehingga hal tersebut menjadi pelajaran penting bagi para anggota parlemen hasil Pemilu legislatif 2024.

“Semoga para anggota Parlemen hasil Pileg 2024 nantinya akan memperbaiki hal ini, agar praktik demokrasi kita semakin membaik,” tandas Prof Azyumardi.

BACA JUGA: Puan: Gibran Kader yang Dipertimbangkan Maju di Pilgub 2024

Dikhawatirkan presiden petahana seperti ‘bebek lumpuh’ akan berimplikasi pada penggunaan APBN, ‘state procurement’. Pemerintah yang terkena situasi ‘bebek lumpuh’ tidak akan optimal menggunakan anggaran negara. Dan bila itu terjadi, perekonomian negara akan terganggu.

 

Penulis: Herlyna

RELATED POSTS
FOLLOW US