Siapa dokter atau Nakes yang Melakukan Tes PCR di Rumah Pribadi Irjen Ferdy Sambo?







Ilustrasi. Limitnews/Istimewa

08/01/2022 08:38:30

JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan bahwa Brigadir J bersama Putri Candrawathi, Bharada E serta pembantu rumah tangga melakukan tes usap PCR di rumah pribadi Irjen Polisi Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga sepulangnya dari Magelang.

Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam mengatakan hal tersebut diketahui berdasarkan rekaman CCTV yang telah dilihat langsung oleh pihaknya. Merujuk dari rekaman itu, Komnas HAM akan mengonfirmasi atau mendalaminya termasuk perihal lokasi dan tempat PCR Ferdy Sambo.

"PCR itu dilakukan di rumah pribadi bukan di Rumah Dinas Irjen Polisi Ferdy Sambo," kata Choirul Anam di Jakarta, Sabtu (30/7/2022).

BERITA TERKAIT: Pasca Autopsi Ulang, Benarkah Kepala Brigadir J Ditembak dari Belakang?

Pertanyaannya adalah siapa dokter atau tenaga kesehatan (Nakes) yang melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo? Sangat disayangkan karena Komnas HAM tidak menyebut nama dokter atau Nakes yang melakukan tes PCR kepada Putri Candrawathi, Brigadir J, Bharada E, asisten rumah tangga dan yang lainnya.

Padahal dokter atau Nakes yang melakukan tes PCR di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo tersebut patut diperiksa sebagai saksi. Saksi siapa-siapa yang melakukan PCR, saksi jam berapa melakukan PCR. Bahkan dokter atau Nakes tersebut diharapkan bisa memberikan keterangan lebih banyak lagi untuk mengungkap tewasnya Brigadir J.

Hingga kini baik dokter atau Nakes yang bertugas melakukan PCR di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo belum ada yang mengungkap.

Tidak Bisa Dilakukan Mandiri

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, baik PCR maupun antigen sama-sama tidak boleh dilakukan secara mandiri atau bukan dilakukan oleh ahlinya.

"Enggak sembarangan begitu. Jika seperti itu, wajar jika banyak yang false positive atau false negative. Ini kesalahan yang mendasar dari teknik atau pemahaman pemeriksaan penunjang," kata Dicky dilansir dari Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

BERITA TERKAIT: Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J, Kuasa Hukum Sebut Sudah Ada Tersangka

Dia menjelaskan tes-tes tersebut merupakan teknologi baru, sehingga perlu teknik tersendiri dan dimonitor oleh orang yang berkompeten.

Dicky juga mengingatkan, membaca hasil tes perlu dilakukan oleh dokter atau tenaga ahli. "Di Australia sekali pun tidak ada pemeriksaan antigen sendiri. Karena berbahaya. Banyak negara maju mendasarkan rapid test antigen based on lab. Tetap ada lab walaupun kecil," kata dia.

 

Penulis: Olo Siahaan/Thomson

Category: NASIONALTags:
author
No Response

Comments are closed.