10/30/2023 06:58:45
TANGERANG – Penunjukan pemenang tender diduga kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Pasalnya, kantor pemenang lelang proyek pembangunan blok hunian gedung kantor dan pembatas area Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang, Banten, ‘tidak jelas’.
Pasalnya, PT. Etona Cemerlang Abadi (PT. ECA) sebagai pelaksana yang nilai kontraknya sebesar Rp 59.560.203.049,25, itu tidak jelas keberadaan kantornya.
BERITA TERKAIT: Diduga Ada Kolusi Pembangunan Lapas Tangerang Penawaran 99,87 Persen
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Rp 59 miliar itu diduga tidak professional, karena tidak melakukan tupoksi sebagaimana mestinya, sehingga menandatangani kontrak dengan perusahaan yang tidak jelas kualifikasi perusahaannya.
Selain kantor PT. ECA yang tidak jelas, nilai penawaran juga dinilai cukup janggal karena nyaris menghabiskan pagu anggaran (99,47 %) dari HPS Rp 59.872.437.000.
“Kita menduga bahwa pemenang proyek ini sudah diatur. Penawaran 99,47 % dalam suatu lelang tidak mencerminkan kualitas proses lelangnya,” kata Direktur Hubungan Antar Kelembagaan (Dirhubag) Monitoring Saber Pungli Indonesia (MSPI) Thomson Gultom, kepada awak media, Senin (30/10/2023).
Untuk itu, dia meminta DirjenPas Kemenkumham RI, Reynhard SP Silitonga mengevaluasi PPK pembangunan Lapas Kelas I Tangerang tersebut, guna pencegahan terjadinya kerugian yang lebih besar lagi. Terlebih katanya, sampai masuk keranah hukum.
Sementara Humas Ditjenpas Edward belum memberikan klarifikasi terkait pemberitaan sebelumnya.
“Kita pelajari dulu ya,” ujarnya singkat ketika dihubungi melalui aplikasi WhatsApp (WA), Jumat, (25/10/2023).
BACA JUGA: Ahmad Basarah: Gibran Lakukan Pembangkangan
Penulis: Herlyna
